Skip to main content

Sejarah Sepeda Onthel HIMA

Pada masa kejayaannya Sepeda Onthel dengan brand HIMA begitu populer, seandainya hari ini masih ada, tentu saja akan menjadi barang antik. Karena sudah jadi barang antik, tentu harga sepeda onthel Hima juga fantastis. 

Untuk memperluas dan mengabadikan nilai sejarah, kali ini admin akan berbagi berita tentang sejarah Sepeda Onthel HIMA yang ternyata pabriknya ada di Surabaya, hal ini berdasarkan tulisan sejarah sepeda Hima oleh Mahesa Jenar di laman FB-nya.

Sejarah Pabrik Sepeda Merek " HIMA" pada Masa  Kolonial Belanda di Soerabaia.

Sejarah munculnya sepeda pernah dipakai atau digunakan pada pasukan keamanan (politie) diawali oleh pembentukan pasukan-pasukan jaga yang diambil dari orang-orang pribumi guna menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu. Pada tahun 1867 dan merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka. 

Nah setelah adanya penggunaan sepeda oleh polisi, ada beberapa kesatuan polisi bersepeda yang dibentuk. Kesatuan polisi bersepeda ini tugasnya adalah melakukan patroli di beberapa kawasan yang dianggap rawan tindakan kriminal. Ada beberapa merek sepeda yang digunakan polisi Hindia Belanda untuk berpatroli, dan salah satunya sepeda "HIMA" buatan Kolonial Belanda. 

Di Indonesia, dulu sepeda Hima menjadi sepeda khusus kepolisian untuk patroli keliling daerah. Sepeda Hima itu menjadi bagian dari sejarah awal politie (polisi) Hindia Belanda. Sepeda ini banyak dipakai polisi sebelum zaman kemerdekaan. Sepeda Hima yang dipakai polisi ini adalah produksi pabrik Hima di Soerabaia.

Pada awal tahun 1895. Sepeda yang ada di Indonesia berasal dari Belanda. Menjelang tahun 1900-an, mulai banyak sepeda yang masuk ke Indonesia khususnya Surabaya. Beberapa diantaranya adalah Fongers dan Simplex.

Memasuki pada era tahun 1910, sepeda onthel semakin banyak masuk ke Indonesia sebagai alat transportasi. sepeda onthel ini digunakan oleh pegawai kolonial, bangsawan, misionaris, dan saudagar kaya. Militer Belanda menggunakan sepeda untuk berpatroli.

Sepeda kemudian berkembang pesat di Indonesia yaitu Batavia, Semarang dan Surabaya. 

Seiring dengan perkembangan dan populernya sepeda, permintaan dipasaran pun semakin tinggi. Kemudian mulailah berdiri pabrik-pebrik sepeda di kota-kota di Jawa terutama di Jawa Timur, pabrik sepeda (rijwielfabriek) yang mahsyur dan terkenal adalah Hima. Nama Hima juga dipakai sebagai merek sepeda.

Pabrik sepeda Hima (Hima Rijwielfabriek) berasal dari Amsterdam, Belanda. Perusahaan yang menaungi adalah SL Manson & Co. Hima (De Hollandsche Industrie Maatscapai) memindahkan pabrik ke Hindia Belanda dengan pertimbangan mendapatkan pasar baru.

Pabrik sepeda Hima di Surabaya berdiri di Rungkut Surabaya di awal 1934. Ini berangkat dari semakin berkembangnya industri sepeda Hima di Bandung. Untuk memperluas pangsa pasar, perusahaan SL Manson & Co membuat pabrik sepeda Hima ini ke Surabaya.

Kemudian transportasi sepeda di Surabaya mengalami proses transisi dari kendaraan kelas atas (elit) menjadi kendaraan strata sosial menengah (middle class).

Sepeda produksi Hima punya banyak ciri khas yaitu Salah satunya yang terlihat menonjol adalah warna stang-nya. Warnanya hitam, dan bukan warna krome yang dicat. Stang stir juga pendek, ini adalah ciri khas sepeda-sepeda Belanda.

Untuk melihat mereknya, logo Hima terlihat jelas di bagian depan kerangka (frame) sepeda. Di sana terlihat lambang burung dengan kepala menoleh ke kanan, plus tulisan Hima Rijwiel Fabriek Amsterdam.

Tulisan Hima yang besar juga terlihat di jari-jari piringan tempat rantai bertengger. Di bagian pedal juga ada tulisan Hima, tapi sangat tipis.

Tulisan Hima sendiri juga terlihat jelas di tempat duduk alias sadel. Sadel itu bertuliskan Hima Made In Holland, dari bahan kulit yang nyaman untuk diduduki dalam jangka waktu yg lama.

Sepeda onthel Hima polisi ini juga dilengkapi tas kulit yang dikaitkan di boncengan sepeda. Di dalam tas ini juga terselip golok bermerk Milsco sebagai senjata. Waktu itu polisi belum bersenjata pistol. Selain golok, polisi bersepeda ini juga dilengkapi dengan helm baja sebagai pelindung.

Sepeda onthel merek Hima itu sendiri sudah cukup lama beroperasi di Surabaya, akhirnya pada tahun 1975 Hima harus menutup pabrik sepedanya di kota pahlawan itu. Tidak tau jelas penyebabnya kenapa... Mungkin permintaan Sepeda semakin menurun yg menyebabkan pabrik Tutup.

Pemilik akun Mahesa Jenar adalah arsiparis senior yang berdomisili di Soerabaia hingga saat ini. Kita tunggu kirimannya untuk next berita.

foto by Mahesa Jenar FB

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme

Inilah Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme Dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah) sebanyak mungkin. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Tujuan beragama dalam Animisme adalah mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka. Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan. Henoteisme adalah paham tuhan nasional. Paham yang serupa terdapat dalam perkembangan keagamaan masyarakat yahudi. Monotheisme adalah faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang sang...

Barantin Pastikan Kesehatan Hewan Kurban

 Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) memastikan kesehatan hewan kurban di Wilayah Kepulauan Riau. Hal tersebut disampaikan oleh Herwintarti, Kepala Karantina Kepri saat melakukan dialog interaktif di TVRI Stasiun Kepulauan Riau terkait dukungan kelancaran lalu lintas hewan kurban jelang Iduladha 1446 H, pada Rabu (28/05). Herwintarti, Kepala Karantina Kepri “Hewan kurban seperti sapi dan kambing merupakan Hewan Rentan Penyakit Mulut dan Kuku (HRP), penyakit ini menimbulkan kerugian yang nyata bagi peternak dan masyarakat, sehingga setiap pemasukan HRP harus dipastikan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)  dan sudah divaksin PMK dari daerah asal,” ujar Herwintarti dalam keterangan tertulis (30/5). Menurutnya, Karantina Kepri memiliki 9 Satpel dan 31 Pos Pelayan sebagai tempat pemasukan/pengeluaran HRP sehingga setiap lalu lintas HRP harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai Surat Edar...

Lewat Sarapan di Anambas, Karantina Kepri Dorong Komoditas Ekspor

Sesuai Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, serta untuk meningkatkan percepatan ekspor komoditas unggulan dari Kepulauan Riau, khususnya Kabupaten Anambas, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) melakukan dialog interaktif dengan tema SARAPAN (Sapa Karantina di Akhir Pekan) bersama mitra kerja dan stakeholder karantina di Kabupaten Kepulauan Anambas pada Sabtu (31/5)  "Perlu adanya dukungan dari OPD dan entitas pengawasan di wilayah Anambas untuk bersama-sama bahu membahu dalam pendampingan dan pengawasan memastikan komoditas yang dilalulintaskan telah dijamin kesehatan dan mutunya melalui penerbitan health certificate," tegas Herwintarti.  Melalui forum interaktif ini Kepala Karantina Kepulauan Riau, Herwintarti menyampaikan tujuannya bukan hanya untuk menciptakan media efektif untuk bersilaturahmi, berkomunikasi, berkoordinasi dan bekerjasama, namun juga mengajak stakeholder lebih memahami, mematuhi...