Skip to main content

Durian Bintan Punya Potensi, Karantina Dampingi Hilirisasi

Sebagai salah satu buah tropis primadona Indonesia, durian memiliki prospek fantastis dan potensi ekonomi yang sangat besar, tidak hanya dalam bentuk buah segar tetapi juga dalam berbagai bentuk produk olahan. Badan Karantina Indonesia terus meningkatkan komitmennya dalam mendukung peningkatan daya saing komoditas unggulan daerah melalui percepatan hilirisasi komoditas durian. 
 
Ibu Rika Azmi, Along dan Ibu Herwintarti di Kebun Durian


"Proses hilirisasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan memperluas akses pasar produk hortikultura lokal," ujar Herwintarti, Kepala Karantina Kepri pada saat supervisi hilirisasi komoditas durian di Kab. Bintan pada Senin (19/05).

Permintaan terhadap buah durian mengalami peningkatan signifikan dari berbagai negara tujuan ekspor seperti Tiongkok, Singapura, hingga kawasan Timur Tengah. Oleh karena itu, aspek mutu, keamanan pangan, serta jaminan kesehatan komoditas menjadi faktor penting yang terus diperkuat, agar komoditas durian dapat diterima di pasar internasional.

"Kami siap membantu fasilitasi hilirisasi durian ini, untuk persiapan ekspor ke Cina silahkan diurus GACC-nya, untuk penerbangan langsung nanti bisa kita sampaikan kepada maskapai penerbangan," tambah Herwintarti.

Karantina Kepri mencatat, pada tahun 2024 telah memberi layanan sertifikasi durian domestik keluar dari Provinsi Kepri dengan berbagai daerah tujuan sebanyak 61,8 ton yang memiliki nilai ekonomi sekitar Rp6,7 miliar, adapun sentra produksi durian sesuai data tersebut berada di Pulau Kundur, Kab. Karimun dan Pulau Bintan.

Sebagai informasi, Kab. Bintan sendiri memiliki potensi sumber daya alam yang memadai untuk penyediaan bahan pangan di Provinsi Kepri. Petani maupun pengusaha dapat mengembangkan pertanian yang dipadukan dengan tujuan wisata, karena Bintan sangat terkenal sebagai daerah wisata laut dan resort. Hal tersebut merupakan gagasan yang disampaikan oleh Ko Along,  pengusaha muda pertanian durian di Bintan.

Ko Along telah berhasil menanam sekitar 256 batang durian  yang telah memasuki fase generatif di Desa Lengkuas, Bintan Timur. Setelahnya, ia kembali membuka lahan seluas 55 hektar di Kec. Toapaya yang sudah ditanami sekitar 3800 batang durian. Hamparan lahan durian yang memiliki bukit dan lembah menawarkan panorama pemandangan alam dan harapan cerah nan indah terpampang di depan mata.

"Pasar durian masih terbuka lebar, baik untuk kebutuhan lokal maupun luar negeri, jika memungkinkan dan mendapat dukungan dari pemerintah, akan ia siapkan buah durian sesuai selera pasar. Adapun saat ini varietas durian yang sudah dikembangkan adalah durian musang king dan durian duri hitam," ungkap Ko Along.

Lebih dari itu, hilirisasi juga mendorong penguatan sektor ekonomi masyarakat, khususnya petani, UMKM, dan pelaku industri pengolahan buah. Pemerintah secara aktif mendorong sinergi antara petani, koperasi, pelaku usaha, dan lembaga karantina untuk memastikan keberlangsungan produksi yang berkualitas dan berkelanjutan.

“Barantin berkomitmen memastikan bahwa setiap produk durian dan olahannya yang dilalulintaskan telah memenuhi standar keamanan dan bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Hilirisasi bukan sekadar peluang pasar, melainkan bagian dari upaya strategis penguatan ketahanan pangan berbasis lokal,” tutup Herwintarti.



Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme

Inilah Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme Dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah) sebanyak mungkin. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Tujuan beragama dalam Animisme adalah mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka. Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan. Henoteisme adalah paham tuhan nasional. Paham yang serupa terdapat dalam perkembangan keagamaan masyarakat yahudi. Monotheisme adalah faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang sang...

Pastikan Sehat dan Bebas PMK, Karantina Periksa Sapi Prabowo

Jelang Iduladha, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) melakukan siaga pengawasan lalu lintas hewan kurban di pelabuhan tempat masuknya hewan kurban. Sebanyak 12 ekor sapi asal Lampung Tengah diperiksa dan didisinfeksi saat tiba di Pelabuhan Penyeberangan Roro (ASDP) Tanjung Uban pada Kamis (22/5). Petugas Karantina disinfeksi hewan kurban di Pelabuhan Roro Tanjung Uban "Jelang Iduladha seluruh kekuatan yang dimiliki Karantina Kepri, termasuk di Satuan Pelayanan (Satpel) Tanjung Uban siap siaga melakukan pengawasan dan pelayanan terhadap lalu lintas hewan kurban. Memberi jaminan kesehatan terhadap hewan kurban merupakan output yang diharapkan masyarakat," ujar Herwintarti, Kepala Karantina Kepri. Pemeriksaan yang dilakukan petugas meliputi pemeriksaan dokumen persyaratan dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas di lapangan, sapi tidak menunjukkan gejala klinis Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Hama Penyakit Hewan Kar...

Jenis, Golongan Media Pembawa OPTK dan Contohnya

Organisme Pengganggu Tumbuhan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan, yang dimaksud dengan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) adalah semua OPT yang ditetapkan oleh Badan Karantina Indonesia untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya didalam wilayah Negara Republik Indonesia.  Thrips OPTK dibagi atas dua kategori yaitu : 1. OPTK A1, adalah OPTK yang belum ada di wilayah Negara Republik Indonesia 2. OPTK A2, adalah OPTK yang keberadaannya sudah ada di beberapa wilayah Negara Republik Indonesia, yang penyebarannya dicegah ke area lainnya di wilayah Negara Republik Indonesia ( Deptan,2002). OPTK Golongan I adalah OPTK yang tidak dapat dibebaskan dari media pembawa dengan cara perlakuan. OPTK Golongan II adalah OPTK yang dapat dibebaskan dari media pembawa dengan cara perlakuan (Deptan, 2008). M...