Skip to main content

Jody Brotosuseno Pemilik Waroeng Steak

 Waroeng Steak menjadi sorotan oleh banyak kalangan, terutama para pecinta Badminton. Siapa sebenarnya pemilik Waroeng Steak? sehingga perusahaan lokal tersebut berani mensponsori legend nya ganda putra badminton Indonesia yang berjuluk The Daddies, siapa lagi kalau bukan pasangan Hendra-Ahsan. Terbaru, Waroeng Steak juga menjadi sponsor untuk pasangan Sabar/Reza, mereka juga memiliki rencana untuk menjadi sponsor tunggal putra yang sudah terdegradasi dari Pelatnas, yaitu Christian Adinata. 

Waroeng Steak

Jody Brotosuseno ada dibalik semua itu, dia adalah pemilik dari Waroeng Steak. 

Berikut adalah kisah sukses Jody Brotosuseno (yang dikutip dari Sonora), pengusaha kuliner sukses pemilik Waroeng Steak yang menggunakan kesuksesannya untuk melakukan banyak kegiatan amal, salah satunya mendirikan rumah tahfidz. 

Siapa yang tak mengenal steak? Makanan yang identik dengan Eropa itu seringkali dicitrakan orang sebagai menu yang mahal dan tak terjangkau. Namun, bagi Jody Broto Susesno, hal itu tak berlaku. Telah sejak lama, Jody mulai membumikan steak di kalangan banyak orang, khususnya kawula muda. 

Untuk memakan steak, orang tak perlu mendatangi restoran dengan menu khusus orang Eropa. Lewat kegigihannya, makanan itu menjadi akrab di kalangan masyarakat, dengan harga yang juga terjangkau. Sejak mulai didirikan pada tahun 2000, Jody setidaknya telah memiliki usaha kuliner “Waroeng Steak and Shake” sebanyak 50 gerai di berbagai kota. 

Setiap gerai, omzet per bulannya bisa lebih dari Rp. 100jt. Di sana, orang bisa menikmati aneka steak yang citarasanya tak kalah dengan hotel berbintang, dengan hanya merogoh kocek mulai dari Rp. 20.000.

Pada awalnya Steak Jody tidak langsung laris manis.

Dalam pemandangan sehari-hari, setiap gerai Waroeng Steak and Shake selalu dipenuhi pengunjung. Mereka rela berderet dalam barisan antrean yang panjang asalkan mendapat tempat duduk. 

Alhasil, usaha Jody itu semakin berkembang dari waktu ke waktu. Tak kurang dari 1000 karyawan telah bekerja di usaha kuliner Jody yang terletak di berbagai kota itu. Adapun pada awalnya, kedekatan Jody dengan steak dimulai ketika ia membantu orangtuanya mengurusi usaha “Obonk Steak” di tahun 1997.

Namun usaha Obonk Steak tidak berjalan lancar, mahasiswa jarang yang mau datang kesana, karena harga steak yang ditawarkan dengan  harga yang cukup mahal.

Namun, pengalaman membantu orang tuanya itu bukan hal yang sia-sia bagi Jody. Telah sejak SMA, lelaki yang kini berumur 50 tahun itu mengasah kemampuannya berbisnis lewat berbagai macam usaha seperti berjualan parsel, susu segar, roti bakar, hingga kaos partai. 

Segala yang Jody temui, baik untung dan rugi, berusaha diambil pelajaran guna tak mengulangi hal yang sama pada kesempatan lain. Kegagalan “Obonk Steak” itu lantas tak membuat Jody berpangku tangan. Ia mencari pelajaran yang bisa diambil dari situ. Baru di bulan September tahun 2000, Jody memutuskan untuk meneruskan perjuangan orang tuanya. 

Dengan menjual motor pemberian orang tuanya dan menjadikannya modal usaha, Jody membangun gerai Waroeng Steak and Shake pertama di Jalan Cenderawasih, Yogyakarta. Pemilihan nama “waroeng”, kata Jody, bertujuan untuk mengesankan bahwa ia menjual steak dengan harga terjangkau. Mengambil pelajaran dari masa lalu, Jody lantas berhasil mengembangkan usahanya dari waktu ke waktu. 

Seiring berjalannya waktu, Waroeng Steak and Shake semakin digandrung para pelanggan. Ia menjadi gerai yang paling akrab di telinga masyarakat jika sewaktu-waktu hendak memakan steak. Di tahun kedua pendiriannya saja, Jody mulai kewalahan melayani pengunjung. Maka, untuk mengatasi kondisi itu, Jody mulai mendorong keluarga dan kolega terdekatnya untuk berinvestasi di Waroeng Steak and Shake. 

Kerjasama itu dilakukan dengan sistem bagi hasil 50:50 dan terus dilaksanakan hingga berdirinya outlet/cabang ke-7. Belakangan setelah cabang ke-7 berdiri, Jody lebih senang mengajak investor dari kalangan ustaz untuk mengembangkan usahanya.

Ia lalu mulai mengepakkan sayap bisnisnya ke berbagai kota di Jawa, Bali, hingga Sumatera. Nama-nama seperti Ustaz Yusuf Mansur dan Ustaz Edi Musthofa juga terlibat dalam pengembangan usaha Jody itu. Karena kedekatan dengan kalangan ustaz itu, Jody mulai memprioritaskan keberkahan dalam setiap bisnisnya. Saat ini, usaha kulinernya bahkan telah berkembang di berbagai lini, seperti Bebaqaran untuk ikan bakar, Bebek Goreng H. Slamet, dan Festival Kuliner (Feskul). 

Dengan menjalin hubungan dengan para ustaz, Jody percaya itu akan memberikannya keberkahan, dan hasilnya, bisnisnya kini telah berkembang jauh lebih besar. Sebagai rasa syukur atas pencapaian itu, Jody lalu berinisiatif mendirikan Rumah Tahfizh di Deresan, Yogyakarta. Di sana, ia mengasuh mengasuh sekitar 83 santri mukim dan 60 santri kalong yang fokus menghapalkan Al-Qur’an. Kedekatannya pada ustaz mengantarnya pada pola menjalankan bisnis berbasis spiritual. Lewat usaha semacam itu, Jody memercayakan segala hal kepada Tuhan. 

Semakin ia mengabdikan diri untuk agama dan saudara-saudaranya, bisnisnya kini berkembang dari waktu ke waktu. Kini, ia diketahui banyak orang sebagai salah satu pebisnis Muslim paling dikenal di seluruh penjuru negeri.


Artikel ini telah tayang di https://www.sonora.id dengan judul "Kisah Hidup Jody Brotosuseno, Konglomerat Pemilik Waroeng Steak yang Getol Beramal".





Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme

Inilah Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme Dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah) sebanyak mungkin. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Tujuan beragama dalam Animisme adalah mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka. Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan. Henoteisme adalah paham tuhan nasional. Paham yang serupa terdapat dalam perkembangan keagamaan masyarakat yahudi. Monotheisme adalah faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang sang...

Pastikan Sehat dan Bebas PMK, Karantina Periksa Sapi Prabowo

Jelang Iduladha, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) melakukan siaga pengawasan lalu lintas hewan kurban di pelabuhan tempat masuknya hewan kurban. Sebanyak 12 ekor sapi asal Lampung Tengah diperiksa dan didisinfeksi saat tiba di Pelabuhan Penyeberangan Roro (ASDP) Tanjung Uban pada Kamis (22/5). Petugas Karantina disinfeksi hewan kurban di Pelabuhan Roro Tanjung Uban "Jelang Iduladha seluruh kekuatan yang dimiliki Karantina Kepri, termasuk di Satuan Pelayanan (Satpel) Tanjung Uban siap siaga melakukan pengawasan dan pelayanan terhadap lalu lintas hewan kurban. Memberi jaminan kesehatan terhadap hewan kurban merupakan output yang diharapkan masyarakat," ujar Herwintarti, Kepala Karantina Kepri. Pemeriksaan yang dilakukan petugas meliputi pemeriksaan dokumen persyaratan dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas di lapangan, sapi tidak menunjukkan gejala klinis Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Hama Penyakit Hewan Kar...

Jenis, Golongan Media Pembawa OPTK dan Contohnya

Organisme Pengganggu Tumbuhan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan, yang dimaksud dengan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) adalah semua OPT yang ditetapkan oleh Badan Karantina Indonesia untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya didalam wilayah Negara Republik Indonesia.  Thrips OPTK dibagi atas dua kategori yaitu : 1. OPTK A1, adalah OPTK yang belum ada di wilayah Negara Republik Indonesia 2. OPTK A2, adalah OPTK yang keberadaannya sudah ada di beberapa wilayah Negara Republik Indonesia, yang penyebarannya dicegah ke area lainnya di wilayah Negara Republik Indonesia ( Deptan,2002). OPTK Golongan I adalah OPTK yang tidak dapat dibebaskan dari media pembawa dengan cara perlakuan. OPTK Golongan II adalah OPTK yang dapat dibebaskan dari media pembawa dengan cara perlakuan (Deptan, 2008). M...