Bintan - Madu Trigona adalah madu yang dihasilkan oleh lebah tanpa sengat (stingless bee), jenis lebah Heterotrigona sangat beragam yang menghasilkan madu dari bunga-bunga alami dan nektar tumbuhan lainnya. Pada dasarnya rasa madu Trigona maupun madu Apis sama-sama manis, namun ketidakmampuan lebah trigona mengurangi kadar air pada madu menyebabkan perubahan rasa pada madu tersebut menjadi madu yang manis asam bahkan sampai ada yang sangat asam.
Jenis-Jenis lebah tanpa sengat yang sering diusahakan peternak lebah adalah jenis Trigona Itama, Laeviceps, Thoracica, Biroi, Terminata dll. Masing-masing spesies lebah tersebut memiliki spesifikasi dan ciri khas tersendiri, namun penghasil madu dengan produksi yang tinggi saat ini adalah dipegang oleh jenis Heterotrigona Itama. Sehingga bagi peternak madu yang ingin menghasilkan madu banyak, fokuslah memelihara jenis Trigona itama.
Sesuai dengan SNI Madu yang diterbitkan di tahun 2018, di Indonesia dikenal adanya dua jenis madu, yaitu Madu yang dihasilkan lebah jenis Apis, baik itu lebah liar maupun lebah budidaya yang mengambil nektar bunga maupun ekstra nektar tumbuhan. Sedangkan Madu Trigona adalah madu yang dihasilkan lebah tanpa sengat dari nektar bunga maupun nektar ekstra tumbuhan yang keduanya memiliki rasa manis.
Madu Trigona yang baru di panen memiliki kadar air yang cukup tinggi, antara 27-37%, ada pun penyebab tingginya kadar air pada madu trigona adalah karena ketidakmampuan lebah mengurangi kadar air pada kantong madu. Sedangkan lebah apis mampu mengurangi kadar air pada madu yang mereka simpan karena memiliki sayap yang mereka kipas-kipaskan pada kantong madu. Kadar air madu Apis di Indonesia baru panen umumnya pada kisaran 23-27%.
Untuk meningkatkan kualitas madu Trigona agar bisa disimpan dalam jangka panjang, bisa transportasikan dengan aman harus dilakukan pengurangan kadar air. Proses pengurangan kadar air harus dilakukan secara hati-hati, kesalahan metode dalam proses pengurangan kadar air dapat mengakibatkan turunnya kualitas pada madu. Misalnya, madu yang dipanaskan atau dididihkan tentu saja pemanasan tersebut dapat merusak enzim yang terdapat pada tersebut.
Berdasarkan penelitian Litbang KLHK, untuk menurunkan kadar air pada madu trigona dapat dilakukan dengan menggunakan teknik dehumidifikasi atau proses penyerapan kelembaban. Madu yang memiliki kadar air tinggi tentu saja memiliki kelembaban yang tinggi juga, sehingga bila ditempatkan dalam ruang kedap udara dan dipasang alat penyerap kelembaban, kadar air pada madu dapat berkurang. Dalam proses penyerapan kelembaban madu, dapat menimbulkan peningkatan suhu ruang, sehingga pada ruangan tersebut perlu diberi alat pengatur suhu ruang dan alat pengukur suhu.
Madu Trigona dikenal juga dengan nama Madu Kelulut, Madu Klanceng, Madu Tewel, Madu Galo Galo dan Madu Linot. Menurut pengalaman pada pengamat madu, madu Trigona memiliki kandungan nutrisi yang jauh lebih baik daripada madu biasa, apalagi madu yang tidak jelas asal usulnya.
Waspada dalam memilih madu, adapun tipikal madu palsu ada tiga yaitu : Sintetis, Oplosan dan Sirupan.
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar untuk Blog Antar Berita