Skip to main content

Sejarah Serangan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki

 Perang Israel - Iran memanaskan geopolitik di Timur Tengah, Amerika turut campur dengan menyerang fasilitas pengembangan nuklir Iran, hal ini menimbulkan guncangan dunia. Agar menjadi kehati-hatian seluruh pihak, ada baiknya kita mengenang sejarah perang dunia II, jangan sampai pihak-pihak penguasa tidak menggunakan senjata biologis yang dapat membunuh manusia secara  luas.

Berikut ini adalah Sejarah Serangan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, mari belajar sejarah karena ada pepatan "Jangan melupakan sejarah".

Ilustrasi Bom Atom

Perang Dunia II melibatkan jutaan orang di seluruh penjuru dunia. Ada pertempuran dan pos militer di tempat-tempat yang mengejutkan. Karibia dan Amerika Tengah, Greenland, Alaska, dan Kepulauan Aleut, Irak, Suriah, Burma, dan Arktik adalah beberapa tempat yang kurang dikenal yang terlibat. Setiap negara besar saat itu terlibat dalam perang.

Konflik di Pasifik dimulai jauh sebelum dimulainya Perang Dunia II secara resmi. Untuk mencari bahan baku guna mendorong pertumbuhan industrinya, Jepang menginvasi provinsi Manchuria di Tiongkok pada tahun 1931. Pada tahun 1937, Jepang menguasai sebagian besar wilayah Tiongkok dan tuduhan kejahatan perang terhadap rakyat Tiongkok menjadi hal yang lumrah. Pada saat itu, beberapa perjanjian diberlakukan untuk membatasi jumlah angkatan laut di Samudra Pasifik. Pada tahun 1934, Jepang mengakhiri kerja samanya dengan negara-negara besar lainnya di Pasifik dengan menarik diri dari Perjanjian Lima Negara. Amerika Serikat, bersama dengan negara-negara lain, mengkritik agresi Jepang tetapi menghindar dari hukuman ekonomi atau militer apa pun.

Hubungan antara Amerika Serikat dan Jepang memburuk ketika pasukan Jepang mengincar Indochina dengan tujuan merebut wilayah-wilayah kaya minyak di Hindia Timur. Menanggapi ancaman ini, Amerika Serikat memberlakukan embargo terhadap besi tua, minyak, dan bahan bakar penerbangan yang dikirim ke Jepang dan membekukan aset-aset Jepang di Amerika Serikat. Lebih jauh, Amerika Serikat menuntut agar Jepang menarik diri dari wilayah-wilayah yang ditaklukkan di Tiongkok dan Indochina. Jepang, yang merasakan konflik tak terelakkan, mulai merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada bulan April 1941.

Pengeboman Pearl Harbor oleh Jepang pada tanggal 7 Desember 1941 secara resmi membawa Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia II. Dalam serangan mendadak tersebut, Jepang menenggelamkan beberapa kapal, menghancurkan ratusan pesawat, dan merenggut ribuan nyawa. Tujuan Jepang adalah melumpuhkan armada Pasifik AS, dan mereka hampir berhasil. Presiden Franklin Roosevelt menyebut serangan tersebut sebagai "hari yang akan dikenang sebagai hari yang memalukan," dan rakyat Amerika terkejut dan marah.

Perang yang terjadi kemudian memakan biaya yang mahal. Pertempuran selama bertahun-tahun membuat angkatan bersenjata AS semakin dekat dengan Jepang saat mereka "melompat" dari satu pulau ke pulau lain. Namun, Jepang adalah pejuang yang ganas, dan setiap kemenangan membutuhkan lebih banyak waktu, materi, dan, sayangnya, nyawa. Pertempuran besar terakhir, pertempuran di Okinawa, berlangsung hampir tiga bulan dan merenggut lebih dari 100.000 nyawa orang Jepang dan Amerika.

Setelah Presiden Roosevelt meninggal pada tanggal 12 April 1945, Harry Truman harus memutuskan cara mengakhiri perang. Pikiran untuk menyerang Jepang membuat Truman dan para penasihatnya berpikir ulang. Perang telah menunjukkan bahwa Jepang berperang untuk Kaisar yang meyakinkan mereka bahwa lebih baik mati daripada menyerah. Wanita dan anak-anak telah diajari cara membunuh dengan senjata dasar. Pilot kamikaze Jepang dapat mengubah pesawat menjadi peluru kendali. Mereka tahu, biaya invasi akan tinggi.

Setelah menjadi presiden, Harry Truman mengetahui tentang Proyek Manhattan, sebuah upaya ilmiah rahasia untuk membuat bom atom. Setelah uji coba senjata tersebut berhasil, Truman mengeluarkan Deklarasi Potsdam yang menuntut penyerahan tanpa syarat pemerintah Jepang, dengan peringatan akan "penghancuran total dan segera." Sebelas hari kemudian, pada tanggal 6 Agustus 1945, tanpa mendapat balasan, sebuah pesawat pengebom Amerika bernama Enola Gay meninggalkan Pulau Tinian dalam perjalanan menuju Jepang. Di perut pesawat pengebom tersebut terdapat "Little Boy," sebuah bom atom. Pada pukul 8:15 pagi waktu Hiroshima, "Little Boy" dijatuhkan. Hasilnya adalah sekitar 80.000 orang tewas hanya dalam beberapa menit pertama. Ribuan orang kemudian meninggal karena penyakit radiasi. Pada tanggal 9 Agustus 1945, pesawat pengebom lainnya sedang dalam perjalanan menuju Jepang, hanya saja kali ini mereka menuju Nagasaki dengan "Fat Man," bom atom lainnya. Setelah menit pertama dijatuhkannya "Fat Man," 39.000 pria, wanita, dan anak-anak tewas. 25.000 lainnya terluka. Kedua kota itu hancur akibat bom dan hal ini memaksa Jepang untuk menyerah kepada Amerika Serikat. Perang akhirnya berakhir.

Dikutip dari : https://www.trumanlibrary.gov/education/presidential-inquiries/decision-drop-atomic-bomb

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme

Inilah Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme Dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah) sebanyak mungkin. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Tujuan beragama dalam Animisme adalah mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka. Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan. Henoteisme adalah paham tuhan nasional. Paham yang serupa terdapat dalam perkembangan keagamaan masyarakat yahudi. Monotheisme adalah faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang sang...

Tak Dijamin Sehat, Karantina Tolak 8,8 Ton Sayur Asin Asal Cina

Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) melalui Pos Pelayanan Batu Ampar secara tegas menolak pemasukan 8,8 ton sayuran asin pada Minggu (22/6). Kepala Karantina Kepri, Herwintarti menjelaskan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan bahwa sertifikat kesehatan asal China ini tidak lengkap dan salah.  "Permohonan Tindakan karantina diajukan melalui SSm QC pada Kamis lalu. Setelah dokumen persyaratan di verifikasi dengan cermat dan teliti oleh petugas karantina, ditemukan sertifikat kesehatannya dari negara asal tidak sesuai," terang Herwintarti. Selanjutnya sayuran asin yang dimuat dalam 1 container tersebut di tahan. Berdasarkan Pasal 333 Perba No. 14 Tahun 2024 tentang Tata Cara Tindakan Karantina dan Pengawasan Secara Terintegrasi, dijelaskan bahwa pemenuhan dokumen persyaratan dapat dilakukan hingga 3 hari kerja setelah pemilik menerima surat penahanan. "Karantina Kepri memberikan waktu tiga hari kepada pemilik barang untuk mel...

Lewat Sarapan di Anambas, Karantina Kepri Dorong Komoditas Ekspor

Sesuai Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, serta untuk meningkatkan percepatan ekspor komoditas unggulan dari Kepulauan Riau, khususnya Kabupaten Anambas, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) melakukan dialog interaktif dengan tema SARAPAN (Sapa Karantina di Akhir Pekan) bersama mitra kerja dan stakeholder karantina di Kabupaten Kepulauan Anambas pada Sabtu (31/5)  "Perlu adanya dukungan dari OPD dan entitas pengawasan di wilayah Anambas untuk bersama-sama bahu membahu dalam pendampingan dan pengawasan memastikan komoditas yang dilalulintaskan telah dijamin kesehatan dan mutunya melalui penerbitan health certificate," tegas Herwintarti.  Melalui forum interaktif ini Kepala Karantina Kepulauan Riau, Herwintarti menyampaikan tujuannya bukan hanya untuk menciptakan media efektif untuk bersilaturahmi, berkomunikasi, berkoordinasi dan bekerjasama, namun juga mengajak stakeholder lebih memahami, mematuhi...