Skip to main content

SOP Jadwal Perawatan Pemupukan dan Pengendalian OPT Tanaman Cabe

 Tanaman cabe atau cabai termasuk tanaman hortikultura yang membutuhkan penanganan intensif dalam perawatannya, agar mendapatkan hasil maksimal sesuai yang diinginkan. Idealnya atau pada umumnya tanaman cabe pada usia 40 Hari Setelah Tanam (HST) akan mulai berbunga dan menunjukkan bakal buahnya, perawatan pada masa vegetatif sangat penting untuk menghasilkan tanaman yang memiliki produktivitas tinggi. 

Kerap sekali kita menemukan tanaman cabe yang mengalami kerdil, keriting, busuk batang, busuk akar dan busuk buah. Namun hal itu dapat diatasi atau dicegah bila kita menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam budidaya tanaman cabe, sehingga dibutuhkan sebuah jadwal tetap dalam perawatan seperti jadwal pemupukan, jadwal pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan lain-lain.

Merangkum dari berbagai literasi dan pengalaman dalam Budidaya Tanaman Cabe, berikut ini kami rilis SOP Jadwal Perawatan Pemupukan dan Pengendalian OPT pada Tanaman Cabe:

Persiapan lahan

Pada lahan yang kurang subur, kita dapat menambahkan pupuk kandang atau kompos pada bedengan yang kita buat, pastikan pupuk kandang atau kotoran hewa yang kita berikan adala pupuk kandang yang telah siap digunakan, kering atau telah difermentasi. Tinggi bedengan rata-rata diatas 30cm, dan pastikan aliran air berjalan lancar, jangan sampai ada genangan. Pemberian pupuk kandang yang paling tepat adalah dengan menimbunnya di dalam bedengan.

Fokus utama dalam budidaya Cabe adalah menjaga kondisi PH tanah tetap stabil/normal di angka 6.5 tidak boleh lebih dan kurang dari angka tersebut, jika PH tanah dibawah dari angka 6.5 lakukan tindakan  seperti penaburan kapur dolomit yang mengandung kalsium dan magnesium. Penaburan dolomit dapat dilakukan setelah pupuk kandang ditimbun di dalam bedengan.

  1. H-1 penanaman, petani dapat melakukan persiapan penanaman dengan melakukan pengocoran lubang tanam menggunakan silica carbon, asam humat dan Thricoderma. 3 sdm asam humat, 3 sdm silica carbon, 3 sdm/30ml Thricoderma per 20 liter air.
  2. Bibit yang telah siap tanam, sebelum ditanam sebaiknya direndam dengan Asam humat, asam amino dan Vit B (optional).
  3. H+1 setelah pindah tanam lakukan penyemprotan dengan ultradap atau sejenis pupuk lain dengan kandungan nitrogen 12% dan pospat 60% agar tanaman tidak steres saat pindah tanam + insektisida yang bahan aktif fipronil/metomil untuk menjaga tanaman dari hama jangkrik, dan belalang.
  4. Dihari  7 hst lakukan pengocoran cukup dengan pupuk NPK 15-15-15 + surfur (kita pakai murah saja) , dosis pupuk 150 gram pertangki 20liter lalu dikocorkan ke tanaman per 200ml pertanaman bisa juga ditambahkan asam humat dan asam amino (optional)
  5. Dihari ke 8 hst lakukan penyemprotan pestisida berbahan aktif Abamectin, imidaklprorid, emamectin benzoat, profenofos, propineb  (tergantung serangan pilih salah 1) fungisida Bion M + Ultradap  + perekat.
  6. Dihari ke 12 hst semprot lagi dg pestisida berbahan aktif Abamectin, imidaklprorid, emamectin benzoat, profenofos, propineb (tergantung serangan pilih salah 1) + fungi Bion M + Ultradap +Asam Amino + perekat.
  7. Dihari ke 14 hst  lakukan pengocoran dengan pupuk NPK 15-15-15 + surfur (kita ttp pakai murah) , dosis pupuk 150 gram pertangki 20liter lalu dikocorka ke tanaman per 200ml pertanaman bisa juga ditambahkan asam humat dan asam amino (optional)
  8. Dihari ke 16 hst semprot Pestisida fokuskan pengendalian kutu kebul biasanya sudah ada serangan bisa menggunakan bahan aktif Abamectin, Asetampirid + perekat untuk menjaga agar daun tidak menguning dan kriting, bisa juga ditambahkan dgn pupuk daun utamakan pupuk mikro.
  9. Dihari ke 21 hst di pupuk dgn npk 15  + 15 + 15 dengan  cara ditugal dosis 5 gram pertanaman bisa juga mengunkan pupuk 16 +16 +16, ini berlaku sampai 20 hr baru dilakukan pemupukan lagi setelah cabai mulai berbunga.
  10. Dihari 22 hst lakukan pengocoran fungisida dengan bahan aktif mancozeb. (lakukan ini stiap pupuk ditugal).
  11. Dihari ke 23 hst. Lakukan penyemprotan menggunakan Ultradap + Magnesium Sulfat + insektisida terfantung serangan hama + Perekat.
  12. Lakukan penyepraian setiap 4- 5 sekali tergantung serangan hama dan penyakit jamur dan bakterisida.
  13. Dihari 41 hst di pupuk dgn npk 15  + 15 + 15 dengan  cara ditugal dosis 5 gram pertanaman bisa juga mengunkan pupuk 16 +16 +16, ini berlaku sampai 20 hr.
  14. Dihari 42 hst di semprot denga pestisida bahan aktif Abamectin, imidaklprorid, emamectin benzoat, profenofos, propineb  (tergantung serangan pilih salah 1)  + amistartop + mkp dan kno3 putih ( mkp dan kno3 putih bisa dirolling) + asam amino.
  15. Dihari 47 hst lakukan penyemprotaan seperi pada nomo 14 kecuali asam amino.
  16. Selanjutnya  lakukan penyemprotan stiap 4-5 hr sekali dengan perolingan pestisida dengan bahan aktif yang berbeda agar hama dan penyakit tidak resisten dan perkuat unsur kalium dan kalsium di usia 60 ke atas.

Lakukan pencatatan pada buku jurnal perawatan cabe untuk setiap perawatan, sehingga anda akan memiliki catatan sendiri dalam penggunaan pupuk maupun pestisida untuk penghematan dan perolingan. 
Pemberian pupuk dengan cara ditugal akan lebih baik jika disertai dengan menutup dengan pupuk kohe masak/fermentasi, hal ini akan sangat terasa dampaknya setelah cabe berusia 4 bulan keatas.
Secara berkala, sebulan sekali lakukan pengocoran Thricoderma untuk menambah organisme baik pada tanah.

Bismillahitawakaltu'alallah... kurangi sambat, Allah memberkahi... tetap semangat bertani.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme

Inilah Pengertian Animisme, Dinamisme, Politeisme, Monoteisme dan Henoteisme Dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah) sebanyak mungkin. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Tujuan beragama dalam Animisme adalah mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka. Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan. Henoteisme adalah paham tuhan nasional. Paham yang serupa terdapat dalam perkembangan keagamaan masyarakat yahudi. Monotheisme adalah faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang sang...

Pastikan Sehat dan Bebas PMK, Karantina Periksa Sapi Prabowo

Jelang Iduladha, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) melakukan siaga pengawasan lalu lintas hewan kurban di pelabuhan tempat masuknya hewan kurban. Sebanyak 12 ekor sapi asal Lampung Tengah diperiksa dan didisinfeksi saat tiba di Pelabuhan Penyeberangan Roro (ASDP) Tanjung Uban pada Kamis (22/5). Petugas Karantina disinfeksi hewan kurban di Pelabuhan Roro Tanjung Uban "Jelang Iduladha seluruh kekuatan yang dimiliki Karantina Kepri, termasuk di Satuan Pelayanan (Satpel) Tanjung Uban siap siaga melakukan pengawasan dan pelayanan terhadap lalu lintas hewan kurban. Memberi jaminan kesehatan terhadap hewan kurban merupakan output yang diharapkan masyarakat," ujar Herwintarti, Kepala Karantina Kepri. Pemeriksaan yang dilakukan petugas meliputi pemeriksaan dokumen persyaratan dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas di lapangan, sapi tidak menunjukkan gejala klinis Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Hama Penyakit Hewan Kar...

Jenis, Golongan Media Pembawa OPTK dan Contohnya

Organisme Pengganggu Tumbuhan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan, yang dimaksud dengan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) adalah semua OPT yang ditetapkan oleh Badan Karantina Indonesia untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya didalam wilayah Negara Republik Indonesia.  Thrips OPTK dibagi atas dua kategori yaitu : 1. OPTK A1, adalah OPTK yang belum ada di wilayah Negara Republik Indonesia 2. OPTK A2, adalah OPTK yang keberadaannya sudah ada di beberapa wilayah Negara Republik Indonesia, yang penyebarannya dicegah ke area lainnya di wilayah Negara Republik Indonesia ( Deptan,2002). OPTK Golongan I adalah OPTK yang tidak dapat dibebaskan dari media pembawa dengan cara perlakuan. OPTK Golongan II adalah OPTK yang dapat dibebaskan dari media pembawa dengan cara perlakuan (Deptan, 2008). M...